Kemarin, tidak sengaja saya melihat dua orang insan di sebuah bangunan di pinggir jalan. Bisa ditebaklah, mereka bukanlah dua orang yang sama jenis..namun sebaliknya seorang wanita dan seorang laki-laki. Satu yang menarik perhatian saya, ketika saya amati ternyata sang gadis sedang menangis. Sungguh sedih rasanya, bulir bening menganak sungai dan akhirnya jatuh berderai. Jujur, tak tahu saya apa yang sedang terjadi diantara mereka. Kemudian sang pria berusaha menenangkannya. Dengan segala cara dari mulai membujuk, merayu, mengelus tangan sang gadis dan lain sebagainya. Masya Allah, saya jadi menarik kesimpulan bahwa mereka adalah sepasang kekasih. Atau bahasa gaulnya sekarang ini adalah pacaran. Ehm..menyinggung soal pacaran memang tidak akan ada habisnya.
“Aku cinta kamu, mau ngga’ kita pacaran?” atau
“Pokoknya gue udah ngga’ cinta lagi sama elo, mulai sekarang kita putus pacaran?!”
yah, kira-kira begitulah ‘dialog’ sepasang kekasih yang hafal ‘skenario cinta’ dan dalam masa ‘kontrak sandiwara’ yang berjudul ‘pacaran’.
Seperti kedua dialog diatas, pacaran adalah identik dengan cinta. Jelaslah, kalau tidak cinta ya tidak mungkin pacaran. Kalau pacaran ya berarti ada cinta, dan kalau emang elo cinta buktikan cinta lo dengan ‘buruan pacarin gue!’. Walah, rumit yah? Jadi bingung sendiri nieh… Begitulah, cinta memang bikin bingung, bikin pusing. Kata siapa? Ya itu kata mereka yang sudah menjadi budak cinta dan mengemasnya dalam proses pacaran yang akhirnya membawa mereka dalam jurang kenistaan. Kenapa bisa begitu, karena kurangnya pemahaman dan tipisnya iman.
“Aku cinta kamu, mau ngga’ kita pacaran?” atau
“Pokoknya gue udah ngga’ cinta lagi sama elo, mulai sekarang kita putus pacaran?!”
yah, kira-kira begitulah ‘dialog’ sepasang kekasih yang hafal ‘skenario cinta’ dan dalam masa ‘kontrak sandiwara’ yang berjudul ‘pacaran’.
Seperti kedua dialog diatas, pacaran adalah identik dengan cinta. Jelaslah, kalau tidak cinta ya tidak mungkin pacaran. Kalau pacaran ya berarti ada cinta, dan kalau emang elo cinta buktikan cinta lo dengan ‘buruan pacarin gue!’. Walah, rumit yah? Jadi bingung sendiri nieh… Begitulah, cinta memang bikin bingung, bikin pusing. Kata siapa? Ya itu kata mereka yang sudah menjadi budak cinta dan mengemasnya dalam proses pacaran yang akhirnya membawa mereka dalam jurang kenistaan. Kenapa bisa begitu, karena kurangnya pemahaman dan tipisnya iman.
Sepertinya memang begitu yang terjadi di kalangan remaja (bahkan anak sd) di jaman sekarang ini. Kalau udah mengenal yang namanya pacaran, wah…serasa sudah menjelma menjadi sosok yang dewasa, penuh pengalaman dan patut diperhitungkan. (segitunya…) Kalau menurut saya pribadi, pacaran itu ngabisin modal. Ngabisin waktu, dan nambah pikiran. Bagi yang masih sekolah, katanya pacaran itu bisa ngasih spirit tersendiri (ngapusi!!). Jadi tambah semangat buat ke sekolah. Iyalah semangat, kan di sekolah ada si dia. Bukan berarti semangat belajarnya nambah kan?! Begini ni rinciannya, ngabisin modal karena mau tidak mau pacaran itu ya emang harus pake modal. Nggak cukup kalau cuman modal dengkul aja. Bentar-bentar, ngajak jalan, ngajak nonton, ke mall (bagi yang ngga ada mall pasar boleh lah ^^) atau istilah kerennya ‘nge-date bareng’. Bagi yang cowok, kalau makan bareng malu dong ngga bayarin. Maunya sok-sokan mau bayarin, tapi padahal uang siapa tu…orang tua kan?! Lagi, bentar-bentar ngecek HP, ada yg sms ngga ya? Dimulai dengan beberapa kata saja, lama2 pulsa ngga terasa udah kosong.
‘Lagi apa Dar? (darling maksudnya, bukan Munandar!!) Udh ma’em lom? Klu lom, buruan gih..nanti sakit loh!!’ Alaah, emang siapa elu??
Yang kedua, pacaran hanya ngabisin waktu. Bentar2, janjian ngajak jalan. Bentar2, sms suruh jemput. Bentar2, telpon suruh anterin. (emang supirnya…) Kalau emang ngga ada waktu pun diada-adain demi sang pujaan hati. ‘Tak apalah, aku ada untukmu kok say!’
Yang terakhir, pacaran itu cuman nambah pikiran aja. Saat mau makan, kepikiran si dia. Saat mau tidur, keingetan si dia. Saat mau pergi, dia lagi ngapain ya? Hhm..yang ada hanya si diaaa…terus. Sampai-sampai ngga ada celah buat mikirin yang lain.
Kalau lagi bersama, serasa dunia milik berdua. Yang lain?? Ngontrak…
Cinta memang bisa membuat orang jatuh bangun. Dari mulai lupa makan sampai lupa mandi, dari mulai ngga bisa tidur sampai ngga bisa bangun (sakit soalnya…) dari mulai tertawa-tawa sampai yang nangis-nangis. Banyak orang yang tergila-gila karena jatuh cinta (gilaa..gilaa...!! ya nggak gitu…)
Jadi inget seorang temen dulu waktu SMA. Saking bingungnya tentang cinta, dia sampai menyimpulkan begini.
“Cinta!! Cinta itu Buta…
Buta itu Cakil…
Cakil itu Helm…
Jadi, cinta adalah Buta Cakil yang pake Helm!!” he..he..ada-ada saja yah…Ngerti ndak maksudnya? Ya gitu deh…
Kawan, fahamilah. Cinta itu fitrah…cinta itu indah…cinta itu anugerah… Asal pas menempatkannya, dan pas dalam memberikan porsi cinta kita pada makhluk lain. Ibarat cinta pada bunga akan layu, cinta pada air akan kering, cinta pada manusia akan mati. Namun tidak cinta kita pada Allah, cinta yang abadi..yang hakiki hanyalah cinta pada Illahi. Jangan sampai kita diperbudak cinta pada makhluk lain hingga mengorbankan segalanya, apalagi mengorbankan pengabdian pada Rabb kita.
Janganlah kita mendekati gerbang yang akan mengantar kita pada jurang kenistaan dan kehinaan dengan melampiaskan yang sesungguhnya nafsu namun kebanyakan mereka menyebutnya dengan ‘cinta mati’. Kalau memang cinta, ya cepatlah mengambil tindakan yang tepat agar tidak terjadi pendurhakaan kepada Allah. Kalau memang belum siap, buanglah jauh-jauh rasa itu dan fikirkan serta kerjakan apa yang ada didepanmu. Kalau memang Allah menghendaki dia menjadi pendampingmu, niscaya engkau akan bahagia dengan cintamu yang sempat kau buang dan kini kau menemukannya kembali dalam keadaan yang jauh lebih indah dan lebih berkah. Subhanallah…
Dan yakinlah, cinta yang seperti itu tidak akan ngabisin modal, ngabisin waktu, nambah pikiran apalagi makan ati. Beda dengan mereka yang asik-asik pacaran tapi kebanyakan makan ati saat seharian nggak di telpon, saat malam minggu nggak diapelin, dan saat melihat sang pacar jalan sama orang lain. Percayalah, itu tidak akan terjadi bila kita saling menjaga cinta kita masing-masing. Menjaga cinta agar tetap utuh untuk diluapkan pada pasangan kelak apabila telah menikah. Sekali lagi, itulah cinta yang lebih indah dan lebih berkah.
Banyak orang bilang, cinta itu berasal dari mata turun ke hati. Benarkah begitu? Sepertinya memang benar. Dari pertama mulai memandang secara tidak sengaja, lalu mencoba sekali lagi dengan maksud mengamati (eh..siapa tau ketemu lagi kan bisa nyapa..-huh!-). Tibalah saatnya curi-curi pandang, saling adu pandang dan akhirnya berpandang-pandangan. Lanjut…saling senyum, saling sapa, saling kenalan dan akhirnya berani ngajak jalan. Kelanjutannya, bisa dikira-kira sendiri!
Kalau mereka yang pacaran ditanya, buat apa sih pacaran? Dan kalau kebanyakan mereka menjawab, ‘yah, biar lebih saling mengenal, saling memahami lebih dalam’. Saya bilang, itu bohong abisss…(‘S’nya duaribu…-biar manteb!-)
Kenapa bohong, karena dalam masa pacaran itu dari masing-masing pasangan pasti sangat jaim alias Jaga Image untuk menyembunyikan perilaku mereka yang sebenarnya pada pasangan. Yang tadinya ceroboh, mendadak teliti. Yang tadinya mandi sekali sehari, jadi tigakali seminggu…(loh..malah lebih parah yak!) Yang tadinya nggak pernah rapih, mendadak jadi rapihan. Betul nggak?!? Pokoknya dia pengen yang dilihat sama pacarnya itu sifatnya yang baik-baik aja. Nah, nanti kalau udah berkeluarga bakalan kaget tuh. Syok malah…kalau udah gitu, mau gimana hayoo?
Jangan khawatir soal pasangan hidup. Kalau kepingin yang baik, shalih atau shalihah ya tinggal kita benahin diri sendiri aja. Benahin hubungan kita sama Allah, mohon supaya diberi kemudahan dalam mendapat jodoh. Diberi jodoh yang shalih/shalihah. Bukankah Allah sudah berfirman,
"Perempuan jahat untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat untuk perempuan jahat; dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik." (An-Nur: 26)
Satu lagi, ghadul bashar atau menjaga pandangan adalah salah satu jurus jitu (meski agak berat ya..) untuk menghindari gerbang perzinahan. Hendak kau kemanakan pandanganmu? Itu jualah yang menentukan hendak kemanakah kau membawa dirimu.
“Kemaslah cintamu menjadi rangkaian cinta yang senantiasa dapat membuatmu hidup, namun tetap dalam naungan cinta terbesar yaitu cinta-Nya.”
‘Lagi apa Dar? (darling maksudnya, bukan Munandar!!) Udh ma’em lom? Klu lom, buruan gih..nanti sakit loh!!’ Alaah, emang siapa elu??
Yang kedua, pacaran hanya ngabisin waktu. Bentar2, janjian ngajak jalan. Bentar2, sms suruh jemput. Bentar2, telpon suruh anterin. (emang supirnya…) Kalau emang ngga ada waktu pun diada-adain demi sang pujaan hati. ‘Tak apalah, aku ada untukmu kok say!’
Yang terakhir, pacaran itu cuman nambah pikiran aja. Saat mau makan, kepikiran si dia. Saat mau tidur, keingetan si dia. Saat mau pergi, dia lagi ngapain ya? Hhm..yang ada hanya si diaaa…terus. Sampai-sampai ngga ada celah buat mikirin yang lain.
Kalau lagi bersama, serasa dunia milik berdua. Yang lain?? Ngontrak…
Cinta memang bisa membuat orang jatuh bangun. Dari mulai lupa makan sampai lupa mandi, dari mulai ngga bisa tidur sampai ngga bisa bangun (sakit soalnya…) dari mulai tertawa-tawa sampai yang nangis-nangis. Banyak orang yang tergila-gila karena jatuh cinta (gilaa..gilaa...!! ya nggak gitu…)
Jadi inget seorang temen dulu waktu SMA. Saking bingungnya tentang cinta, dia sampai menyimpulkan begini.
“Cinta!! Cinta itu Buta…
Buta itu Cakil…
Cakil itu Helm…
Jadi, cinta adalah Buta Cakil yang pake Helm!!” he..he..ada-ada saja yah…Ngerti ndak maksudnya? Ya gitu deh…
Kawan, fahamilah. Cinta itu fitrah…cinta itu indah…cinta itu anugerah… Asal pas menempatkannya, dan pas dalam memberikan porsi cinta kita pada makhluk lain. Ibarat cinta pada bunga akan layu, cinta pada air akan kering, cinta pada manusia akan mati. Namun tidak cinta kita pada Allah, cinta yang abadi..yang hakiki hanyalah cinta pada Illahi. Jangan sampai kita diperbudak cinta pada makhluk lain hingga mengorbankan segalanya, apalagi mengorbankan pengabdian pada Rabb kita.
Janganlah kita mendekati gerbang yang akan mengantar kita pada jurang kenistaan dan kehinaan dengan melampiaskan yang sesungguhnya nafsu namun kebanyakan mereka menyebutnya dengan ‘cinta mati’. Kalau memang cinta, ya cepatlah mengambil tindakan yang tepat agar tidak terjadi pendurhakaan kepada Allah. Kalau memang belum siap, buanglah jauh-jauh rasa itu dan fikirkan serta kerjakan apa yang ada didepanmu. Kalau memang Allah menghendaki dia menjadi pendampingmu, niscaya engkau akan bahagia dengan cintamu yang sempat kau buang dan kini kau menemukannya kembali dalam keadaan yang jauh lebih indah dan lebih berkah. Subhanallah…
Dan yakinlah, cinta yang seperti itu tidak akan ngabisin modal, ngabisin waktu, nambah pikiran apalagi makan ati. Beda dengan mereka yang asik-asik pacaran tapi kebanyakan makan ati saat seharian nggak di telpon, saat malam minggu nggak diapelin, dan saat melihat sang pacar jalan sama orang lain. Percayalah, itu tidak akan terjadi bila kita saling menjaga cinta kita masing-masing. Menjaga cinta agar tetap utuh untuk diluapkan pada pasangan kelak apabila telah menikah. Sekali lagi, itulah cinta yang lebih indah dan lebih berkah.
Banyak orang bilang, cinta itu berasal dari mata turun ke hati. Benarkah begitu? Sepertinya memang benar. Dari pertama mulai memandang secara tidak sengaja, lalu mencoba sekali lagi dengan maksud mengamati (eh..siapa tau ketemu lagi kan bisa nyapa..-huh!-). Tibalah saatnya curi-curi pandang, saling adu pandang dan akhirnya berpandang-pandangan. Lanjut…saling senyum, saling sapa, saling kenalan dan akhirnya berani ngajak jalan. Kelanjutannya, bisa dikira-kira sendiri!
Kalau mereka yang pacaran ditanya, buat apa sih pacaran? Dan kalau kebanyakan mereka menjawab, ‘yah, biar lebih saling mengenal, saling memahami lebih dalam’. Saya bilang, itu bohong abisss…(‘S’nya duaribu…-biar manteb!-)
Kenapa bohong, karena dalam masa pacaran itu dari masing-masing pasangan pasti sangat jaim alias Jaga Image untuk menyembunyikan perilaku mereka yang sebenarnya pada pasangan. Yang tadinya ceroboh, mendadak teliti. Yang tadinya mandi sekali sehari, jadi tigakali seminggu…(loh..malah lebih parah yak!) Yang tadinya nggak pernah rapih, mendadak jadi rapihan. Betul nggak?!? Pokoknya dia pengen yang dilihat sama pacarnya itu sifatnya yang baik-baik aja. Nah, nanti kalau udah berkeluarga bakalan kaget tuh. Syok malah…kalau udah gitu, mau gimana hayoo?
Jangan khawatir soal pasangan hidup. Kalau kepingin yang baik, shalih atau shalihah ya tinggal kita benahin diri sendiri aja. Benahin hubungan kita sama Allah, mohon supaya diberi kemudahan dalam mendapat jodoh. Diberi jodoh yang shalih/shalihah. Bukankah Allah sudah berfirman,
"Perempuan jahat untuk laki-laki yang jahat, dan laki-laki yang jahat untuk perempuan jahat; dan perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik." (An-Nur: 26)
Satu lagi, ghadul bashar atau menjaga pandangan adalah salah satu jurus jitu (meski agak berat ya..) untuk menghindari gerbang perzinahan. Hendak kau kemanakan pandanganmu? Itu jualah yang menentukan hendak kemanakah kau membawa dirimu.
“Kemaslah cintamu menjadi rangkaian cinta yang senantiasa dapat membuatmu hidup, namun tetap dalam naungan cinta terbesar yaitu cinta-Nya.”