y

Tiga Pertanyaan dijawab 'Cesspleng!' oleh Pak Kyai


Ada seorang pemuda yang lama sekolah di negeri paman Sam kembali ke tanah air. Sesampainya dirumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang Guru agama, kiai atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemuda itu mendapatkan orang yang dicari.

Pemuda : Anda siapa ? Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya ?
Kyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

Pemuda : Anda yakin ? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
Kyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

Pemuda : Saya punya 3 buah pertannyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya ?
2. Apakah yang dinamakan takdir ?
3. Kalau syetan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syetan sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu ?

Tiba-tiba Kyai tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.

Pemuda (sambil menahan sakit): Kenapa anda marah kepada saya ?
Kyai : Saya tidak marah… tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang anda ajukan kepada saya.
Pemuda : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti !

Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya ?
Pemuda : Tentu saja saya merasakan sakit.
Kyai : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada ?
Pemuda : Ya
Kyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu !
Pemuda : Saya tidak bisa
Kyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama: kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudnya.

Kyai melanjutkan : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya ?
Pemuda : Tidak
Kyai : Apakah pernah terpikir oleh anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini ?
Pemuda : Tidak
Kyai : Itulah yang dinamakan Takdir

Kyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda ?
Pemuda : Kulit
Kyai : Terbuat dari apa pipi anda ?
Pemuda : Kulit
Kyai : Bagaimana rasanya tamparan saya ?
Pemuda : Sakit
Kyai : Walaupun Syeitan terbuat dari api dan Neraka terbuat dari api, jika Tuhan berkehendak maka Neraka akan menjadi tempat menyakitkan untuk syeitan.

“Rasulullah Saw bersabda : Berfikirlah mengenai makhluk Allah dan jangan berfikir mengenai Dzat Allah, sebab kamu semua tentu tidak dapat mencapai kadar perkiraannya”. (HR. Muslim)

“Dari Abu Hurrairah r.a Rasulullah bersabda : “Orang banyak senantiasa tanya bertanya (tentang ini dan itu) sehingga akhirnya mereka bertanya: Alam ini ciptaan Allah, maka siapakah yang menciptakan Allah ? . Sabda Rasulullah Saw, Hendaklah kamu jawab, Aku iman dengan Allah !” (HR.Muslim)

sumber : pdmbontang

Diperbudak Kesenangan!


Kalau direnungkan baik-baik ucapan Pak Karto, seorang kakek berumur 90 tahun adalah benar. Dia mengatakan, “Apa sih enaknya menonton sepak bola? Yang main bodoh, yang menonton apalagi.”

Cucunya, seorang pecandu sepak bola, bertanya kurang senang, “Maksud Kakek?”

“Bagaimana tidak bodoh? Bola satu diperebutkan oleh dua puluh dua orang dewasa di lapangan, malah kadang-kadang berbaku hantam sampai babak belur. Orang yang pintar tak akan berbuat demikian. Daripada rebut-rebutan, bukankah lebih baik tiap orang membawa bola satu-satu, dan dimasukkan sendiri ke dalam gawang masing-masing? Sudah begitu, ditonton pula. Apakah tidak berarti pemain dan penontonnya sama-sama sinting?”

Barangkali kita menganggap logika pak Karto terbalik. Atau boleh jadi, logika kita yang justru terbalik?”

Nabi saw memang pernah mengatakan bahwa seseorang yang mencintai sesuatu sering diperbudak oleh yang dicintainya itu.
Seorang anak yang modern bertanya kepada bapaknya yang haji, “Apa sih gunanya membungkus kepala dengan surban?
Bapaknya balik bertanya, “Apa, sih, gunanya memasang dasi di leher? Untuk mengusap keringat tidak pantas, untuk sapu tangan juga susah.”

Di restoran besar, seporsi makanan harganya setinggi langit. Padahal, untuk ukuran perut yang sama, bahkan rasanya terkadang lebih sedap, di warung kaki lima orang cuma harus membayar kurang dari seperduapuluhnya. Makan nasi ataukah makan gengsi? Sementara itu sisa sisa makanan yang dibuang di restoran-restoran besar, kalau dikumpulkan, dapat untuk memberi makan rakyat yang kelaparan di Afrika.

Siapakah yang gila?

Di belantara Irian Jaya, masyarakat primitif dibudayakan supaya berpakaian menutup aurat. Di bandar-bandar metropolitan, dianggap lebih modern kalau berani berpakaian minim sekali.
Apakah nantinya akan berbalik? Yang di hutan berpakaian rapat, yang di kota justru mulai meninggalkan pakaian dan bertelanjang?

Seorang pemilik ayam aduan, sebelum mandi pagi, ayamnya sudah dimandikan lebih dulu.

Konon, bekerja adalah untuk mencari makan. Tetapi, acap kali kalau sudah asyik bekerja sampai lupa makan. Jadi, apakah yang dicari sebenarnya?

Sungguh manusia banyak yang telah diperbudak oleh kesenangannya sendiri.

Orang yang pertama kali mencoba merokok, pasti akan mual dan pusing, sebab tembakau rasanya pahit dan nyinyir disamping memabukkan. Tetapi sesudah merokok itu dilakukan berulang-ulang, akhirnya bahkan kalau tidak merokok, mulut terkena masam. Dia tidak sadar bahwa uang yang dibakar untuk biaya merokok dapat dimanfaatkan untuk membeli susu bagi anak-anaknya, dan mempertinggi gizi makanan buat keluarganya.
Bukankah benar bahwa syahwat dapat mengalahkan pikiran sehat?

Penderitaan adalah Awal dari Pencerahan


Seorang koki memasukkan buncis ke dalam kuali yang penuh minyak untuk dimasak. Buncis itu melompat-lompat kepanasan, ia meronta, meloncat ke tepi kuali dan berteriak, “Mengapa kau bakar aku? Tak cukupkah kau telah beli aku? Mengapa kau juga harus menyiksaku?”

Koki itu membenamkannya kembali ke dalam kuali dengan sendoknya dan berkata, “Tenanglah, mendidihlah engkau dengan baik! Jangan lompat terlalu jauh dari ia yang menyalakanmu. Aku tak merebusmu karena aku membencimu. Aku memasakmu agar kau menjadi lezat dan penuh cita rasa. Agar kau dapat menjadi makanan dan bersatu dengan kehidupan. Penderitaanmu tak disebabkan karena aku menghinakanmu! Ketika kau segar dan hijau, kau selalu meminum air di kebun. Kau meminum air itu untuk bersiap menghadapi api ini.”

Kasih sayang Tuhan lebih besar dari penderitaan yang Dia berikan. Kasih sayang-Nya senantiasa lebih besar dari murka-Nya. Kau dididihkan dalam penderitaan dan kesengsaraan, tiada lain agar ego dan eksistensi dirimu lenyap tak berbekas! Kau berubah menjadi makanan, kekuatan, dan pikiran yang luhur. Dahulu kau lemah, kini kau seperkasa singa hutan.


Teruntuk Saudariku...


Ini adalah sepucuk surat buat segenap ukhti yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Buat segenap wanita… baik sebagai ummi, ukhti, istri maupun binti…yang oleh Allah Ta’ala telah diberi amanah memelihara tanggung jawabnya masing-masing… niscaya di hari kiamat kelak akan menanyakan apa yang menjadi tangggung jawab anti semua.

Buat segenap remaja putri yang mengimani Allah… buat siapa saja yang hari ini menjadi ukhti… kemudian esok bakal menjadi istri dan selanjutnya menjadi ummi.

Wahai wanita yang mengimani Allah sebagai Rabb-nya, Islam sebagai dien-nya dan Muhammad sebagai nabi serta rasulnya. Mudah-mudahan engkau pernah membaca seruan nan luhur dari Allah: “Hai istri-istri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertaqwa maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara (melembut-lembutkan suara) sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik. Dan hendaklah kamu tetap berada di dalam rumahamu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Alloh dan Rasul-Nya… (Al Ahzab: 32-33)

Wahai ukhti… bacalah dan jangan terperdaya. Engkau hidup di zaman dimana kehinaan telah menguasai keutamaan. Karena itu berhati-hatilah terhadap mode-mode busana menyolok para wanita telanjang, mode-mode yang menjadi salah satu penyebab kejahatan dan kerusakan.

Wahai ukhti… sebenarnya Allah telah menurunkan ayat-ayatNya yang telah jelas, supaya dengan melaksanakan tuntunan-tuntunan syari’at yang ada di dalamnya, engkau menjadi terpelihara dan tersucikan dari kotoran-kotoran jahiliyah yang hari ini, musuh-musuh Islam, para penyeru kebebasan, berusaha keras untuk sekali lagi mengembalikan kaum wanita ke abad jahiliyah dengan bersembunyidi bawah cover Peradaban, Modernisasi dan Kebebasan.

Wahai putri Islam…para penyeru tabarruj dan buka-bukaan amat berambisi untuk melepaskan hijabmu, mereka berlomba-lomba ingin mengeluarkanmu dari rumah-rumahmu dengan dalih emansipasi.

Sayang seribu kali sayang, ternyata banyak wanita yang telah keluar rumah dengan pakaian yang menampakan ketelanjangannya (berpakaian tapi telanjang). Mereka berjalan berlenggak-lenggok, sanggul kepalanya seperti punuk onta, menggugah kelelakian kaum lelaki dan membangkitkan letupan-letupan nafsu seksual yang mestinya terpendam.

Wahai putri fitrah… janganlah engkau tertipu dengan semboyan peradaban yang sebenarnya hanya akan menjajakan wanita sebagai barang dagangan yang ditawarkan kepada siapa saja yang menghendakinya. Jangan pula engkau tertipu dengan tipu daya yang tak tahu malu. Allah berfirman: “Dan jika kamu mengikuti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, tidaklah mereka mengikuti melainkan hanya persangkaan belaka dan tidaklah mereka melainkan hanya berdusta. (Al An’am: 116)

Tidakkah engkau dengar firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya di dunia menertawakan orang-orang yang beriman. Dan bila orang-orang yang beriman lewat di hadapan mereka mereka saling mengedip-edipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu kembali dengan gembira. Dan jika mereka melihat orang-orang mukmin mereka berkata: ‘Sungguh mereka itu benar-benar orang yang sesat’, padahal orang-orang yang berdosa itu tiada dikirim untuk penjaga bagi orang-orang mukmin. Maka pada hari ini, orang–orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir, mereka duduk di atas dipan-dipan sambil memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (Al Muthafifin: 29-36)

Wahai ukhti… siapa yang kelak tertawa di akhirat niscaya dia akan banyak tertawa.

Atau engkau pernah berfikir bahwa hijabmu itu akan menghalanginya untuk mendapatkan seorang suami?

Hai ukhti… Demi Allah! Pikiran itu hanyalah waswasah (bisikan) syetan.

Tidakkah engaku tahu bahwa Allah telah menetapkan bagi wanita pasangannya masing-masing? Maka karena itu dengarkan firman-Nya: “Perempuan-perempuan buruk (jahat) untuk pasangan laki-laki yang buruk (jahat). Laki-laki yang buruk untuk pasangan perempuan-perempuan yang buruk pula. Dan perempuan-perempuan yang baik untuk pasangan laki-laki yang baik untuk pasangan perempuan-prempauan yang baik.” (An Nur: 26)

Tapi bagaimanakah engkau sanggup berbusana seperti ini di tengah musim panas dan teriknya sengatan matahari ?

Wahai putri fitrah… sesungguhnya di dalam iman terdapat rasa manis bagi jiwa dan rasa tentram bagi dada. Kalau engkau tahu bahwa neraka jahannam itu lebih panas niscaya segala rasa panas dunia akan, menjadi ringan bagimu.

Ketahuilah, sungguh seringan-ringannya orang yang disiksa di neraka pada hari kiamat aialah seseorang yang di bawah telapak kakinya diletakkan sepotong ‘bara’ dari api neraka, tetapi dari sepotong bara di bawah kakinya itu kan mendidih otaknya…

Wahai ukhti… kembalilah segera kepada nilai-nilai dan prinsip Islam, niscaya harga diri dan kehormatanmu akan terjaga di hadapan siapa saja. Angkatlah kemuliaanmu wahai ukhti dengan cara menutup aurat dan berhijab. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semua untuk bisa melakukan apa yang dicintai dan diridahi-Nya. Akhirnya akau memohon pada Allah agar Ia menjadikan amalan kita ikhlas karena wajah-Nya. (Syeikh Faris Al Jabushi)

Nasehat Imam Al Ghazali!


Suatu hari, Imam Al Ghozali berkumpul dengan murid-muridnya. Lalu Imam Al Ghozali bertanya, pertama,"Apa yang paling dekat dengan diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab orang tua, guru, teman, dan kerabatnya. Imam Ghozali menjelaskan semua jawaban itu benar. Tetapi yang paling dekat dengan kita adalah "Mati". Sebab itu sudah janji Allah SWT bahwa setiap yang bernyawa pasti akan mati.

Lalu Imam Ghozali meneruskan pertanyaan yang kedua. "Apa yang paling jauh dari diri kita di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab negara Cina, bulan, matahari, dan bintang-bintang. Lalu Imam Ghozali menjelaskan bahwa semua jawaban yang mereka berikan adalah benar. Tapi yang paling benar adalah "masa lalu". Bagaimanapun kita, apapun kendaraan kita, tetap kita tidak bisa kembali ke masa lalu. Oleh sebab itu kita harus menjaga hari ini dan hari-hari yang akan datang dengan perbuatan yang sesuai dengan ajaran Agama.

Lalu Imam Ghozali meneruskan dengan pertanyaan yang ketiga. "Apa yang paling besar di dunia ini?". Murid-muridnya ada yang menjawab gunung, bumi, dan matahari. Semua jawaban itu benar kata Imam Ghozali. Tapi yang paling besar dari yang ada di dunia ini adalah "Nafsu" (Al A'Raf 179). Maka kita harus hati-hati dengan nafsu kita, jangan sampai nafsu membawa kita ke neraka.

Pertanyaan keempat adalah, "Apa yang paling berat di dunia ini?".Ada yang menjawab baja, besi, dan gajah. Semua jawaban sampean benar, kata Iimam Ghozali, tapi yang paling berat adalah "memegang AMANAH" (Al Ahzab 72). Tumbuh-tumbuhan, binatang, gunung, dan malaikat semua tidak mampu ketika Allah SWT meminta mereka untuk menjadi kalifah (pemimpin) di dunia ini. Tetapi manusia dengan sombongnya menyanggupi permintaan Allah SWT, sehingga banyak dari manusia masuk ke neraka karena ia tidak bisa memegang amanahnya.

Pertanyaan yang kelima adalah, "Apa yang paling ringan di dunia ini?".Ada yang menjawab kapas, angin, debu, dan daun-daunan. Semua itu benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling ringan di dunia ini adalah "meninggalkan Sholat". Gara-gara pekerjaan kita tinggalkan sholat, gara-gara meeting kita tinggalkan sholat. Lantas pertanyaan ke enam adalah, "Apakah yang paling tajam di dunia ini?". Murid-muridnya menjawab dengan serentak, pedang... Benar kata Imam Ghozali, tapi yang paling tajam adalah "lidah manusia". Karena melalui lidah, manusia dengan gampangnya menyakiti hati dan melukaiperasaan saudaranya sendiri.

Bila Al-Qur'an Dapat Berbicara...



Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu' aku kau se
ntuh dalam keadaan suci
Aku kau pegang, kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hari
Setelah usai engkaupun selalu menciumku mesra



Sekarang engkau telah dewasa...
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...
Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...
Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu

Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja?

Sekarang aku engkau simpan rapi sekali

hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya

Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmu
Kadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa

Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan

Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian

Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan.


Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halaman
Sore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau.....


Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...

engkau baca Koran pagi atau nonton berita TV
Waktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia

Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.
Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan...


Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)
Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawi
Tidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmu
Sepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmu
Aku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku


Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerja
Di Komputermu pun kau putar musik favoritmu
Jarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantun
E-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikan
Engkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu


Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakanku
Bila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TV
Menonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron laga
Di depan komputer berjam-jam engkau betah duduk
Hanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah


Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemari
Mengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutu
Seingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembali
Itupun hanya beberapa lembar dariku
Dengan suara dan lafadz yang tidak semerdu dulu
Engkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku.


Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bila
engkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akan
diperiksa oleh para malaikat suruhanNya

Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya.


Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...
Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...
Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..
Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktu
Apabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu.


Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...
Di kuburmu nanti....
Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampan
Yang akan membantu engkau membela diri
Bukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhirat
Tapi Akulah "Qur'an" kitab sucimu
Yang senantiasa setia menemani dan melindungimu


Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hari
Karena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suci
Yang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui

Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah.


Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...
Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmu
Letakkan aku selalu di depan meja kerjamu
Agar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu


Sentuhilah aku kembali...
Baca dan pelajari lagi aku....
Setiap datangnya pagi dan sore hari
Seperti dulu....dulu sekali...
Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...
Di surau kecil kampungmu yang damai
Jangan aku engkau biarkan sendiri....
Dalam bisu dan sepi....
Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana
.

'Ziarah Kubur'


Ziarah kubur merupakan rutinitas lazim di negara kita yang mayoritas beraliran Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Terutama pada saat hari Raya Iedul Fitri, aktifitas seperti ini selalu menjdi pemandangan yang acap kita temui. Banyak keluarga berbondong-bondong menuju pemakaman untuk menziarahi sanak famili dan kerabatnya. Namun kejadian itu sepertinya hanya marak pada hari Ied. Akankah memang semestinya demikian?

Sejatinya Islam menganjurkan kita menziarahi kubur karena, ziarah kubur juga merupakan theraphy physikologis ‘gratis’ yang bisa mengingatkan kita pada kematian. Mengingatkan kembali akan aanya alam barzakh, hari pembalasan dan hari kebangkitan. Pun dengan ziarah kubur kita bisa menetralisasi segala kenisbian duniawi yang fana.

Rasulullah SAW dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Hakim bersabda :

“Ziarahlah kubur, pasti engkau akan mengingat hari akhirat. Dan mandikanlah orang-orang yang meninggal, sebab sesungguhnya mengurus jasad yang sudah tidak ada rohnya merupakan pelajaran yang bisa meresap ke hati. Dan shalatlah jenazah, agar engkau menjadi sedih karenanya, sebab sesungguhnya orang yang sedih itu memperoleh naungan Allah kelak pada hari kiamat dan akan memperoleh semua kebaikan.”

Rasul SAW secara tidak langsung menganjurkan pada kita agar lebih sering berziarah kubur. Karena sebenarnya orang yang kita ziarahi itu mengetahui kedatangan kita, mengetahui apa yang kita ucapkan dan mengetahui apa yang kita lakukan. Dalam Kitabul Qubur, Abu Bakar ibn Abdullah ibn Muhammad ibn Ubaid ibn Abud-Dunya mengutip perkataan Aisyah r.a, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda :

”Tidaklah seseorang menziarahi kubur saudaranya dan duduk disisinya melainkan ia mendengar dan menjawab perkataannya hingga ia bangkit.”

Dan dalam Kitab Ar-Ruh Li Ibnil Qayyim, dijelaskan bahwa lebih utama jika kita melakukan ziarah kubur pada hari Jum’at atau sehari sebelum dan sesudahnya. Karena keutamaan hari Jum’at, pintu pemisah antara alam ruh dengan alam jasad terbuka. Keterangan ini disandarkan pada riwayat Hasan Al-Qashab, bahwa Muhammad ibn Wasi’ mengatakan padanya, “Aku pernah mendengar riwayat bahwa orang-orang yang meninggal dunia dapat mengetahui para peziarahnya pada hari Jum’at dan sehari sebelum serta sesudahnya.”


IKHTIYAT

Dimasa awal penyebaran Islam, ziarah kubur sempat dilarang Nabi SAW. Karena saat itu iman kaum muslim belum kokoh, kebanyakan umat Islam masih terlalu kental terpengaruh budaya Jahiliyah seperti meminta pada kuburan, menyembah, memberikan sesajen dan menganggap kuburan sebagai tujuan untuk menggantungkan segala harapan hingga jurang kemusyrikan makin menganga dan menggerogoti butiran iman di dada kaum muslimin saat itu.

Namun seiring berjalannya waktu, ziarah kubur kemudian diperbolehkan oleh Rasul. Legalisasi itu terangkum dalam sabdanya yang diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Ummu Salamah r.a :

“Aku telah melarang kalian ziarah kubur, tetapi kalian sekarang berziarahlah, sebab ziarah kubur itu bagi kalian merupakan pelajaran.”

Legalisasi ini merupakan rasa kepercayaan Nabi terhadap umatnya. Namun dalam praktiknya, resistensi terhadap pengaruh animisme dan dinamisme ternyata masih lemah dalam hati kita. Untuk itu, jika hati belum kokoh dan masih prematur terhadap segala pengharapan dan meminta-minta pada kuburan, lebih baik tidak usah ke kuburan. Karena jikapun dipaksakan, apalah gunanya jika hanya akan menambah dosa dan menodai kepercayaan Nabi tersebut diatas?

Ini sama berlakunya terhadap kaum wanita atau lelaki yang memiliki sifat kewanitaan. Jika maksud ziarah hanya akan menyisakan jerit tangis, meronta-ronta, menyesali dan tidak ikhlas atas kepergian orang yang kita ziarahi, lebih baik tidak berziarah. Karena itu semua hanya akan melahirkan laknat dari Allah SWT. Laknat yang tidak hanya diterima si pelakunya saja, tetapi juga semuaorang yang ada disekitarnya terlebih lagi para penghuni kubur.

Dalam hadits riwayat Imam Tirmidzi yang dishahekan oleh Ibn Hibban melalui Abu Hurairah r.a, Nabi SAW bersabda,

“Sesungguhnya Rasulullah SAW melaknati wanita-wanita melakukan ziarah kubur.”

Lantas timbul pertanyaan, apakah semua wanita dilaknat jika berziarah kubur? Dalam hadits lain yang diriwayatkan Abu Daud dari Sa’id Al-Khudzri dijelaskan lebih rinci bahwa yang dilaknat Rasul itu adalah wanita-wanita yang menjerit-jerit dan yang menjadi pendengarnya. Inilah ikhtiyat atau kehati-hatian Rasulullah SAW. Beliau khawatir jika umatnya tidak bisa menahan air mata dan hanya akan mengganggu ketenteraman para ahli kubur. Maka jika tak bisa menguasai diri, lebih baik membacakan surat Yasin atau awal surat Al-Baqarah di rumah, karena pahalanya tetap akan sampai pada ahli kubur. Insya Allah…

Dahsyatnya Rasa Sakit saat Sakaratul Maut...


Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)

Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.

Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.

Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”

Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.

Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.


Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim

Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.

Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.

Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.

Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): "Keluarkanlah nyawamu". Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); "Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun". (Malaikat menjawab): "Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan". Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)

Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.

Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!


Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.

Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): "Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan". (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)

Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.

Wallahu a’lam bish-shawab.

Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Amin !