Kalau direnungkan baik-baik ucapan Pak Karto, seorang kakek berumur 90 tahun adalah benar. Dia mengatakan, “Apa sih enaknya menonton sepak bola? Yang main bodoh, yang menonton apalagi.”
Cucunya, seorang pecandu sepak bola, bertanya kurang senang, “Maksud Kakek?”
“Bagaimana tidak bodoh? Bola satu diperebutkan oleh dua puluh dua orang dewasa di lapangan, malah kadang-kadang berbaku hantam sampai babak belur. Orang yang pintar tak akan berbuat demikian. Daripada rebut-rebutan, bukankah lebih baik tiap orang membawa bola satu-satu, dan dimasukkan sendiri ke dalam gawang masing-masing? Sudah begitu, ditonton pula. Apakah tidak berarti pemain dan penontonnya sama-sama sinting?”
Barangkali kita menganggap logika pak Karto terbalik. Atau boleh jadi, logika kita yang justru terbalik?”
Nabi saw memang pernah mengatakan bahwa seseorang yang mencintai sesuatu sering diperbudak oleh yang dicintainya itu.
Seorang anak yang modern bertanya kepada bapaknya yang haji, “Apa sih gunanya membungkus kepala dengan surban?
Bapaknya balik bertanya, “Apa, sih, gunanya memasang dasi di leher? Untuk mengusap keringat tidak pantas, untuk sapu tangan juga susah.”
Di restoran besar, seporsi makanan harganya setinggi langit. Padahal, untuk ukuran perut yang sama, bahkan rasanya terkadang lebih sedap, di warung kaki
Siapakah yang gila?
Di belantara Irian Jaya, masyarakat primitif dibudayakan supaya berpakaian menutup aurat. Di bandar-bandar metropolitan, dianggap lebih modern kalau berani berpakaian minim sekali.
Apakah nantinya akan berbalik? Yang di hutan berpakaian rapat, yang di
Seorang pemilik ayam aduan, sebelum mandi pagi, ayamnya sudah dimandikan lebih dulu.
Konon, bekerja adalah untuk mencari makan. Tetapi, acap kali kalau sudah asyik bekerja sampai lupa makan. Jadi, apakah yang dicari sebenarnya?
Sungguh manusia banyak yang telah diperbudak oleh kesenangannya sendiri.
Orang yang pertama kali mencoba merokok, pasti akan mual dan pusing, sebab tembakau rasanya pahit dan nyinyir disamping memabukkan. Tetapi sesudah merokok itu dilakukan berulang-ulang, akhirnya bahkan kalau tidak merokok, mulut terkena masam. Dia tidak sadar bahwa uang yang dibakar untuk biaya merokok dapat dimanfaatkan untuk membeli susu bagi anak-anaknya, dan mempertinggi gizi makanan buat keluarganya.
Bukankah benar bahwa syahwat dapat mengalahkan pikiran sehat?
0 komentar :
Posting Komentar