y

Cintaku Mentok di 'Otang'!


Kami adalah keluarga kecil, yg terdiri dari saya (istri), suami dan satu anak yg usianya belum genap 2,5 th. Oiya, si calon adik sudah berusia 6bln di kandungan. Berarti sebentar lagi akan ada anggota keluarga baru, senangnyaa!!

Ngmong2 soal impian keluarga yg belum tercapai, pastilah ada. Apalagi kami masih tinggal bersama orang tua. Impian kami adalah punya tanah luas kemudian dibangun hunian sederhana dari kayu, taman bermain untuk anak2, kolam ikan dan kebun buah untuk ayah... dan tentu saja dapur idaman untuk saya. Ya, saya sangat suka masak terutama dibidang pastry. Saya mendambakan dapur yg luas, terang karena berhadapan langsung dg halaman samping rumah, dan pastinya tersedia alat2 masak yg komplit. Wow, senangnya. Iya! Itu adalah impian keluarga kami. Dan impian tidak akan terwujud tanpa kerja keras bukan?! Itulah yg kami lakukan sekarang, berusaha dan berdoa supaya impian itu menjadi kenyataan.

Itu adalah impian kami jangka panjang. Impian besar! Kalau untuk yang sekarang, sederhana saja. Saya sangat ingin membuatkan kue ultah untuk si kecil, tapi belum kesampaian. Alasannya, saya belum punya kukusan yang muat untuk loyang bundar. Panci kukus saya kecil2. Saya ingin bentuk cake bulat karena akan dihias seperti bola, sebagaimana hobi si kecil yang suka sekali bermain bola.

Kalau cake-nya dipanggang, 'si otang' alias oven tangkring milik saya kurang bisa diajak kompromi. Tak ada pengatur suhu dan rendahnya 'ilmu kira-kira' yang saya miliki selalu menghasilkan cake yang kurang memuaskan. Entah gosong, kadang juga kurang matang.

Satu lagi, sebentar lagi Ramadhan tiba. Ketika dapat jatah membuat makanan takjil, saya seringnya memilih puding ataupun gorengan untuk disumbangkan ke masjid dekat rumah. Sebenarnya saya ingin sekali membuatkan cupcake pisang, cupcake tape ataupun cupcake rasa lain yg bentuknya lucu2. Atau bisa juga membuat aneka macam roti seperti roti isi, roti unyil dan yang lainnya. Tapi lagi2 karena si otang -oven saya yang  blm modern itu- saya jadi membayangkan pasti akan memakan banyak waktu dan tenaga. Juga pasti boros bahan bakar.

Selain itu di dapur saya belum punya mikser khusus untuk menguleni adonan roti. Kalau hanya untuk membuat 10 biji roti unyil mungkin saya masih bisa menguleni manual menggunakan tangan karena adonan tidaklah terlalu banyak dan berat. Jadii... yah. Dipending dulu lah keinginan2 itu. Tapi suatu saat pasti akan saya wujudkan.

Ketika si otang sudah pensiun kelak dan mendapat ganti yang jauh lebih baik, entah itu resep cake bulat, aneka cupcake ataupun aneka roti sekalipun pasti akan saya eksekusi dengan suksess. Saya juga pasti bisa menghidangkan kue2 lezat untuk keluarga tercinta di hari lebaran nanti. Pasti bisa!! Doakan saya yaa...:)

Cookies Wortel dan Oatmeal, Gluten Free!!

Kalau mau difikir2, sesuatu yang dimulai dengan keterbatasan itu biasanya justru malah menghasilkan sesuatu yang jadi luar biasa. Iya gak? Contohnya ya cookies yang saya buat ini. Sore2 pengen banget ngemil cookies. Setelah dicek, semua bahan tersedia kecuali satu...tepung terigu. What? Gimana bisa bikin cookies kalau nggak ada terigunya? batin saya... Tapi tunggu, sekarang ini kan banyak beredar resep kue maupun cookies dengan label gluten free, alias tidak pakai terigu. Kenapa tidak dicoba saja mengkreasikan resep dengan bahan yang ada? Btw, kemarin habis ke pasar beli wortel sama jagung manis cukup banyak. Trus, sudah saya kukus sekalian di simpan di wadah kedap udara lalu masuk kulkas. Biasa, untuk mengantisipasi rasa malas mengeksekusi bahan dan supaya bahan lebih lama awet mendekam di kulkas, hehe...


Pastel Renyah Isi Sukun (again ^^)

Ketika buka freezer, saya menemukan sesuatu dalam plastik yang tentunya sudah membeku. Saya ambil, 'ini apa ya?' pikir saya sambil terus memperhatikan dan menimbang2. Maklum, dalam freezer ada banyak bahan makanan yang sengaja saya bekukan karena tidak sekali habis diolah. Biasalah, apalagi kalo bukan bahan2 eksperimen untuk baking..haha.. 
Ada kumbu kacang hijau untuk isian pia, ada ubi kukus halus, ada mangga yang dipotong kecil2 sisa untuk isian pie, bahkan kulit semangka yang sudah saya bersihkan dan potong kecil2. Rencananya mau saya buat untuk manisan, tapi entahlah. Sudah lama ngendon di freezer tak kunjung saya sentuh jua. Mungkin next time. Ada juga kulit pastry homemade. Tak ketinggalan sisa crust pie yang tidak sekali habis dipanggang. Banyak deh pokoknya. Nah lo, berarti yang saya pegang ini apa ya? Warnanya kuning, semacam sesuatu yang telah dihaluskan. Oh, ingat. Ini kan sukun, sisa bikin pia tempo hari. Hmm, daripada kelamaan jadi penunggu freezer mendingan saya olah menjadi makanan kesukaan keluarga. Apalagi kalo bukan gorengan, teman minum teh di pagi atawa sore hari sungguh mantab. 

Oke langsung saja, saya ngoprek dapur dan alhamdulillah bahan2 lainnya masih komplit. Akhirnya jatuhlah pilihan saya pada pastel renyah isi sukun. Kebetulan masih ada kulit pastel yang model lapis2 yang biasanya dijadikan pastel kerang. Let's go....


PASTEL RENYAH ISI SUKUN

Bakso Kuah Panas di Hari yang Puanass!!


Akhir2 ini cuaca menyengat banget. Mandi tiap jam di siang hari rasanya tidak bisa mengusir hawa panas nan gerah yang terus menempel di badan. Anak saya pun begitu, tiap habis main dia selalu nyari buah semangka di kulkas. Apesnya, adanya cuma melon. Kalo bagi kita2 yg gede sih no problemo ya. Semangka ngga ada melon pun jadi. Tapi bagi dia ya... harus ada semangka (buah kesukaannya selain anggur). Untung masih anak2, jadi gampang dialihkan perhatiannya (umurnya sekarang 2 th kurang 1 bln). Tapi tetap saja kebiasaannya ngadem di depan kulkas tidak bisa dihilangkan. Ketika cuaca lagi panas2nya, dia buka kulkas (tentunya dengan berjinjit dan menggunakan 2 tangan serta mengerahkan semua tenaga utk membukanya) lalu bengong di depan hawa sejuk yang keluar dari situ. Idenya ada2 aja...^^

PIA BASAH ISI SUKUN


Kemarin dapat buah sukun dari ibu mertua. Rencananya mau saya buat gethuk, jadi saya minta yang sudah agak matang. Tapi ternyata adanya yang sudah sangat matang, sudah empuk sekali. Ya sudah saya bawa saja, siapa tahu tetap bisa dibikin gethuk. Sampai di rumah, sukun langsung saya kupas. Waa...ngupasnya sudah nggak bisa pakai pisau sodara, karena terlalu lembek. Jadinya ‘diklethek’ gitu aja. Kulitnya dibuka sedikit, lalu ditarik hingga semuanya mengelupas.

Ditengah perjalanan mengupas itu, saya jadi mikir. Apa bisa sudah lembek begini dibikin gethuk? Ah, tapi saya tetap nekad mengukus sukun itu tanpa dipotong terlebih dahulu. Karena waktu mengupas tadi si sukun sudah terbelah jadi beberapa bagian saking empuknya.