y

"FAS" lagi ?!?

Bismillah…

Kemarin, waktu sholat maghrib berjamaah di masjid sekilas saya melihat selebaran berwarna orange di mading. Tapi tidak begitu saya perhatikan, mengingat iqamat sudah hampir tiba. Segera saya menunaikan shalat tahiyyatul masjid, dan tidak lama kemudian iqamat berkumandang. Setelah shalat, saya hampiri selebaran itu. Saya perhatikan, dan ternyata itu adalah selebaran “Festival Anak Sholeh” yang diselenggarakan Ponpes sebelah, Al-Hikmah. Wah, mendadak saya menjadi bersemangat sekali. Saya sangat antusias membaca baris demi baris pengumuman itu. Disana terpampang berbagai macam jenis lomba, dari mulai lomba nasyid, MTQ, MHQ, adzan sampai kreasi barang bekas dan fashion show santri putra. Ehm, kayaknya butuh persiapan ekstra nih untuk mengikuti lomba-lomba itu. Pasalnya, tahun kemarin (Festival Anak Sholeh X) semua cabang lomba kami mengikuti. Tapi apa mau dikata, harapan meraih tropi penghargaan terpaksa harus ditunda karena dari sekian cabang lomba tidak satupun kami meraih juara. Maklum, saingannya wah..wah…seluruh santri TPA se-Kabupaten gitu loh.
Tapi kami ngga putus asa, buktinya sekarang insya Allah masih bisa mengikuti. Dan insya Allah menang juga…(amin).

Ngomong-ngomong soal Festival Anak Sholeh (FAS), saya jadi inget waktu dulu. Dulu saya sempat mengikuti FAS II (sekarang FAS XI) waktu umur 10 tahun dan masih duduk di SD Muhammadiyah Sumberejo yang letak sekolahnya berdekatan dengan Ponpes Al-Hikmah. Jadi ya pede-pede aja ikut lomba. Toh, sama orang-orangnya juga udah sering ketemu. Waktu itu saya mengikuti lomba MTQ (kalau ngga salah) dan alhamdulillah, saya meraih juara pertama (weeiiss..). Tapi dulu keadaan pondok pesantrennya belum seperti sekarang. Baik dilihat dari segi lingkungan, rekonstruksi bangunan, hingga program-programnya pun sepertinya masih minimabis..eh, minimalis. Kalau sekarang ya pasti udah beda banget, semakin megah dan semoga tambah sukses buat Ponpes Al-Hikmah. (kenapa jadi promosi sih…)

Ngomong-ngomong soal promosi, setelah membaca selebaran itu saya segera promosi dengan para santri dan teman-teman. Dan ternyata antusiasme merekapun patut diacungi jempol. Saya ingat ada seorang santri putra yang tanya gini, “Mbak, ada lomba nasyid juga to?”
Saya jawab, “Iya, kenapa? Mau ikut lagi…?” mendengar pertanyaan saya itu mereka yang dulu sempat tergabung dalam grup nasyid ‘dadakan’ jadi heboh sendiri.
“Walah Mbak, emoh ah. Isin aku…” ha..ha..ha…
Mereka udah malu abiss ternyata. Kenapa, karena tadinya kita yakin tidak mengikuti lomba nasyid. Alasannya tidak ada alat dan tidak tahu lagu wajibnya. Nah, pas saya technical meeting ke pondok ternyata disana disediakan kaset cd yang berisi lagu wajib untuk nasyid (lagu Tadarus dari Ikhsan Idol). Spontan saya dan teman saya pandang-pandangan. Batin kami berdialog,
“Eh, ada kasetnya tuh. Mau ikut nasyid ngga?”
“Iya nih, tapi kalau ikut apa ngga mepet?”
Masih dalam pandangan, kami berfikir sejenak hingga akhirnya positif membeli kaset dan positif pula mau ikut lomba. Pokoknya modal nekat deh…(padahal tinggal beberapa hari)
Setiba di masjid, kami benar-benar mengkoordinasi para santri yang minat untuk ikut lomba nasyid. Meski sebenarnya ngga ada, tapi ada juga tuh sekitar tujuh orang yang terjaring. Alatnya? Jangan khawatir, kami pun berinisiatif meminjam rebana kepada ibu-ibu PKK. Ehm, ternyata boleh. Mulailah kita latihan ala kadarnya.

Singkat cerita, hari H pun tiba. Kami rombongan TPA At-Taqwa pun menuju lokasi perhelatan akbar Festival Anak Sholeh. Karena jaraknya tidak jauh, kami hanya berjalan saja. Tidak peduli waktu di jalan kita melihat mereka-mereka yang naik mobil, truk atau sepeda. Pokoknya, langkah kami mantab!
Sebelum acara lomba di mulai, kami semua mengikuti pembukaan di kompleks pondok pesantren yang di set sedemikian rupa sehingga. Sehingga apa…sehingga baguslah. Rapi, indah, menarik dan yang pasti sangat ramai.

Setelah pembukaan selesai, suasana menjadi sangat riuh. Apalagi acara mencari lokasi lomba (kelas-kelas) sangat melelahkan. Setelah mengantar para santri ke lokasi lomba mereka masing-masing, saya dan teman saya kembali ke areal panggung. Terlihatlah wajah para santri yang tergabung dalam grup nasyid ‘dadakan’ itu sedikit panik dan gugup. Kenapa, karena ternyata lokasi lomba nasyid berubah dari rencana semula yang katanya didalam ruangan. Tapi akhirnya dirubah menjadi di atas panggung dengan beratus-ratus pasang mata yang akan menyaksikan aksi mereka. Ya sudah, akhirnya berbekal kata-kata yang (sok) bijak dan menenangkan, akhirnya mereka menjadi semangat lagi. Namun, saat melihat peserta lomba lain yang saat naik ke panggung dengan membawa alat lengkap dan anggota yang sudah layaknya pemain band dewasa (padahal umur peserta dibatasi) nyali para santri pun tak urung menciut lagi. Berbekal rebana seadanya, adek-adek santri masih tetap yakin ingin naik panggung ketika dipanggil, menyanyikan lagu wajib, lagu pilihan, dan segera turun. Itulah yang mereka inginkan saat itu…

Hhm…akhirnya saat para santri telah turun (loh, kapan naiknya…) kami sedikit lega. Harapan ingin membawa pulang tropi sudah melayang entah kemana. Kalau kata mereka sendiri sih “Rasah dipikir..” alias ngga usah difikirin

Itu tentang lomba nasyid. Tentang lomba yang lain? Tidak jauh beda, kami sepertinya masih harus belajar dan berlatih lebih giat lagi agar maksimal (maklum, semuanya serba dadakan). Yah, agar maksimal. Dengan akan diadakannya Festival Anak Sholeh XI ini, semoga dapat mengobarkan semangat santriwan santriwati untuk pergi ke masjid, lebih giat belajar dan berlatih memperdalam agama dan mengamalkannya.

"Meski tidak meraih juara, namun kami tidak pernah kecewa.
Mungkin kemarin adalah sarana untuk latihan, dan sekaranglah yang sesungguhnya.
Yang harus tetap dipegang…semangatlah yang utama…"

Mohon do’anya ya…

Kembang Ilalang...

Pernah suatu kali aku minta pada Tuhan setangkai bunga segar, tapi Ia memberiku kaktus berduri. Ketika itu aku berfikir, kalau Tuhan tidak Mendengar permintaanku.
Lalu aku minta kupu-kupu yang indah, yang senantiasa disampingku kala ku butuh teman, yang bisa kuajak bermain kejar-kejaran…tapi apa?? Tuhan malah memberiku ulat berbulu… Kala itu aku mulai berfikir, Tuhan itu jahat. Dia tidak pernah memberikan apa yang aku inginkan.
Namun, disaat aku sedih dan kecewa…aku melihat sesuatu yang membuatku lupa akan kemurunganku. Kulihat kemudian kaktus berduri itu berbunga, indah sekali. Dan ulat berbulu itupun berubah menjadi kupu-kupu nan cantik.
Kembali aku berfikir, mungkin inilah jalan Tuhan! Indah pada waktunya.
Tuhan tidak memberikan apa yang kita ingin dan harapkan, namun Ia memberikan apa yang kita perlukan.

Kadang kita sedih, kecewa, atau bahkan terluka! Tapi jauh diatas segalanya, Ia sedang merajut yang terbaik untuk kita.
Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 216 yang artinya :
“….Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.“

Subhanallah wal hamdulillah…..

------##------

Pernah ku berfikir…Tuhan tidak adil padaku, pada keluargaku. Bukan pemandangan asing lagi bagiku, menyaksikan orang-orang disekitar tempatku tinggal pulang pergi dengan kendaraan yang bagus, baju bagus, pulang kemudian membawa berkantong-kantong besar barang belanjaan yang aku yakin harganya tidaklah setara dengan baju kaos yang sering aku pakai.
Anak-anak mereka yang seusiaku, bisa sekolah menuntut ilmu dengan tenang. Tanpa harus dikejar waktu karena harus pergi ke pasar untuk menjual sakadar sayuran yang dipetik dipekarangan rumah sebelum berangkat sekolah. Mereka bisa belajar dengan nyaman tanpa dipusingkan dengan uang sekolah yang menunggak semakin lama semakin banyak tanpa ada celah untuk berfikir darimana mendapatkan uang hanya sekedar untuk mencicilnya.

Kepedihanku kian memuncak ketika bulan puasa. Disaat mereka merencanakan berbuka dengan menu restoran yang berderet, kami hanya mampu membasahi kerongkongan dengan seteguk air putih dingin. Dan mengisi perut dengan sayur bayam dipadu dengan sambal yang sengaja dibuat sangat pedas hingga kami bisa berselera makan.
Tak henti-hentinya aku meminta kepada Tuhan agar dijadikan hidupku seperti hidup mereka. Namun hingga saat ini, tak kunjung kudapati kehidupan yang aku inginkan. Benarkah Tuhan itu tidak adil?? Pertanyaan besar yang terus menggelayuti benak selama bertahun-tahun itu tanpa kusadari semakin lama semakin hilang saat kudengar sebuah khutbah di suatu Jum’at… tentang makna bersyukur.

Kini, kutak peduli dengan tingkah polah mereka. Mereka bisa pergi dengan mobil bagus, aku juga bisa pergi berkelana ditemani sepedaku hadiah lomba tujuhbelasan beberapa waktu lalu. Tanpa polusi, bisa merasakan semilirnya angin alam, dan lebih sehat tentunya. Saat mereka memakai baju-baju bermerk mahal, akupun puas dengan kaos lengan panjangku yang selama hampir empat tahun menemaniku. Tak apalah sedikit sempit, yang penting kenyamanan tetap kudapat. Namun, aku senang jika mengingat dilemari bajuku tergantung sebuah kemeja baru yang dibelikan oleh pamanku kemarin.
Dan ketika mereka mengabsen restoran mana yang akan disambangi saat berbukapun, aku lebih tak peduli lagi. Kini, kami sekeluarga telah nikmat berbuka dengan es cendol bikinan sendiri. Sayur bayam, sambal pedas, dan satu lagi. Ditambah lauk tahu dan tempe.

Setelah kufikir jernih dan kurasakan, ternyata kehidupanku sekarang lebih baik dari kehidupan dulu dikala aku menghujat Tuhan yang kusangka tidak adil padaku. Mengapa demikian? Apakah Tuhan tidak marah atas sikapku itu? Entahlah, mungkin inilah salah satu sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Dan atas rezeki yang telah aku dapat?? Bisa juga karena sifat Allah Yang Maha Pemurah.
Dan satu lagi yang lebih penting! Setelah kudengarkan khutbah Jum’at itu, aku senantiasa bersyukur atas apa saja yang diberikan-Nya padaku dan keluargaku. Apa ini yang membuat hidupku sedikit lebih baik???

Firman Allah Q.S. Ibrahim ayat 7 : "Jika kamu bersyukur pasti akan aku tambah (nikmat-Ku) untukmu dan jika kamu kufur maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih."

Firman Allah Q.S. Al-Baqarah ayat 152 : "Maka ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat pula kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku."

Firman Allah Q.S. Al-Anfal ayat 26 : “Dan diberinya kamu rezeki yang baik-baik agar kamu bersyukur.”

Firman Allah Q.S. An-Nahl ayat 14 : “Dan Dialah (Allah) yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daging (ikan) yang segar darinya, dan kamu mengeluarkan dan lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dan karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.”

Subhanallah wal hamdulillah…..