Disuatu pagi, seperti biasa aku membantu ibu memasak di dapur. Saat tengah mengiris wortel, aku tidak tahu asal mulanya dari mana hingga ibu memulai pembicaraan itu. Mungkin karena mendengar kaset sholawat yang pagi itu aku putar, lalu beliau teringat akan hal itu. Suatu hal yang senantiasa membuat hati ini bergetar dan hujan istighfar.
“Mbak, ibu jadi inget sesuatu.” katanya kala itu memulai pembicaraan.
“Apa bu?” tanyaku penasaran.
Tepatnya kapan, ibu tidak ingat. Tapi sudah beberapa waktu yang lalu, beliau pernah mendengar langsung dari mulut seorang tetangga kami sendiri berujar…
“Waktu itu, ibu denger sendiri lho. Astagfirullah hal’adzim…”
“Apa sih bu?” kejarku semakin penasaran.
“Iya, Pak *** beberapa waktu lalu ibu denger ngomong gini..” kata ibuku terputus. Sesaat setelah menghela napas beliau melanjutkan.
“Mbak, ibu jadi inget sesuatu.” katanya kala itu memulai pembicaraan.
“Apa bu?” tanyaku penasaran.
Tepatnya kapan, ibu tidak ingat. Tapi sudah beberapa waktu yang lalu, beliau pernah mendengar langsung dari mulut seorang tetangga kami sendiri berujar…
“Waktu itu, ibu denger sendiri lho. Astagfirullah hal’adzim…”
“Apa sih bu?” kejarku semakin penasaran.
“Iya, Pak *** beberapa waktu lalu ibu denger ngomong gini..” kata ibuku terputus. Sesaat setelah menghela napas beliau melanjutkan.
“Kalau dia itu tidak akan pernah sholat, tidak akan pernah menyembah dan percaya pada Allah sebelum dia menanam benih jagung dan tumbuh buahnya menjadi batu kerikil!!”
Astaghfirullah hal’adzim…Allahuakbar…
Serta merta kuhentikan kegiatanku mengiris wortel sambil terus meluncur dari bibir lafazh istighfar dan takbir tak henti-hentinya.
“Gimana tuh mbak? Padahal dulu SMPnya Muhammadiyah loh…” lanjut ibu.
Aku masih tepekur dan berusaha menata hati. Hingga akhirnya berkata,
“Sampai seperti itu bu?”
“Iya lho, apa dia menantang Gusti Allah ya mbak?”
Astaghfirullah hal’adzim, ternyata masih ada dan mungkin masih banyak orang-orang yang belum sadar akan Siapa yang menjadikan mereka hidup di dunia ini. Yang mencukupkan mereka dengan rahmat dan karunia-Nya yang tiada tara. Yang mendapat kasih dari Sang Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Yang setiap hari senantiasa meneguk kenikmatan rejeki yang tercurah dari-Nya. Masya Allah, aku jadi teringat firman Allah, yang artinya :
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
(QS. Adz-Dzariyaat : 56)
Tidaklah Allah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah Allah, senantiasa beribadah pada Dzat yang memang patut disembah. Lalu, bagaimana dengan mereka para manusia yang masih saja mengkafirkan diri? Yang masih saja belum percaya bahwa adzab Allah akan turun bila ada makhluk-Nya yang durhaka...
Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya aku mampu melihat apa yang tak sanggup kalian lihat. Kudengar suara gesekan dilangit (berkriut-kriut), langit sedemikian padatnya, tak ada tempat kosong bahkan seluas empat jari sekalipun karena langit dipenuhi para malaikat yang sedang bersujud kepada Allah SWT. Demi Allah ! Sekiranya kalian mengetahui apa yang aku ketahui (tentang akhirat), niscaya kalian tidak akan pernah tertawa sedikitpun, bahkan kalian pasti akan banyak menangis (karena takut). Dan niscaya kalian tidak akan pernah bisa bersenang-senang dengan istri-istri kalian, dan niscaya kalian akan keluar berhamburan ke jalan-jalan (berteriak) untuk memohon (ampun) dan memanjatkan doa kepada Allah (meminta perlindungan dari bencana akhirat) yang akan Dia timpakan” ( HR Tirmidzi & Al-Bukhari)
Sementara jutaan Malaikat dengan penuh rasa takut dan hormat sedang bersujud kepada Allah, dan sementara Malaikat peniup Sangkakala sudah siap di depan trompetnya sejak alam ini diciptakan, sementara itu pula masih banyak diantara kita yang masih bernikmat-nikmat dengan dunia ini seakan lupa akhirat. Astaghfirullah hal’adzim.
Teringatlah sebuah ayat yang Allah firmankan,
Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.
(QS. Al-A’raaf : 40)
Mungkin itulah ayat yang dapat menjawab ucapan seseorang tadi. Ayat Allah memang tiada tandingan, tapi akan dengan mudah menandingi ucapan-ucapan para makhluk Allah yang bernama manusia yang kafir dan dengan sombongnya tidak mau menyembah Tuhannya.
Dalam hati aku hanya bisa mendo’akan, semoga dibukakan pintu hati saudaraku ini, dibukakan pintu hidayah kepada saudaraku ini, sebelum…penyesalan mengisi seluruh relung hati.
1 komentar :
Semoga Allah SWT memberikan kita Husnul Khotimah. Amin
Posting Komentar