
Karena pandangan mata yang bebas adalah penyebab masuknya hawa nafsu ke dalam hati, maka Allah memerintahkan kita agar menjaga pandangan mata untuk menghindari akibatnya.
Allah berfirman yang artinya,
“30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya….”
(QS. An-Nur : 30-31)
Salah satu cara untuk dapat menahan diri untuk tidak mengumbar pandangan adalah bertakwa kepada Allah. Yaitu menyadari bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya, melihatnya kapan dan dimana saja sehingga ia merasa takut kepada dahsyatnya siksa Allah di setiap nafas dan setiap nafas.
“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah : 194)
Muhammad bin Ali At-Tirmidzi mengatakan, “Sadarlah bahwa kamu senantiasa dalam pengawasan Dzat yang tidak mungkin dirimu menghindari dari pandangan-Nya.”
Ibnul Qayyim r.a mengatakan, “Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyuruh kaum mukminin menjaga pandangan dan memelihara kemaluan mereka, dan memberitahukan bahwa Allah selalu melihat dan memperhatikan perbuatan mereka.
“Allah mengetahui pandangan mata yang berkhianat.”
(QS. Al-Mukmin : 19)
Karena yang menjadi pangkal utama adalah pandangan mata, maka Allah mendahulukan perintah menjaga pandangan mata daripada memelihara kemaluan. Semua petaka itu bermula dari mata, sebagaimana api yang besar juga berasal dari percikan api yang kecil. Dimulaid ari mata, lalu menjadi angan-angan, lalu langkah perbuatan, akhirnya terjadilah dosa dan kesalahan.
Oleh sebab itu, ada ulama yang menyatakan, “Siapa saja yang menjaga empat hal ini, berarti telah memelihara agamanya : pandangan mata, bersitan hati, ucapan dan langkah kaki.”
Seorang penyair pernah mengungkapkan, “Kesabaran menahan pandangan lebih mudah daripada kesabaran menahan akibatnya.”
Penyair lain menyebutkan, “Segala bencana berasal dari pandangan mata, api yang besar berasal dari percikan api semata. Berapa banyak pandangan mata menghujam hati pemiliknya, bagaikan anak panah tanpa busur dan tanpa tali pelecutnya.”
Selama seorang hamba masih memiliki mata yang dia hujamkan sesukanya terhadap wanita cantik jelita, bahaya selalu akan mengintainya. Yang nikmat dalam pandangan mata terkadang berbahaya bagi hati pemliknya, tidak ada gunanya kesenangan yang berakhir dengan penderitaan semata.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita. Hati-hatilah terhadap godaan dunia dan godaan wanita, sesungguhnya bencana pertama yang menimpa Bani Israil adalah dari wanita.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah r.a, bahwa dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan haram yang tidak disengaja. Maka beliau menyuruhku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Palingkanlah pandanganmu.”
Ahmad bin Hambal r.a berkata, “Berapa banyak pandangan mata yang menorehkan berbagai bencana ke dalam hati pemiliknya.”
Oleh karena itu, setiap celah yang berpotensi menuju fitnah ini harus ditutup, agar jiwa tetap bersih dan tidak menimbulkan bahaya dan kerusakan, membersihkan hati dan menjernihkan jiwa.
Sebagai contoh Rasulullah telah melarang beberapa hal berkaitan dengan bahanyanya mengumbar pandangan mata,
Pertama, beliau melarang kaum wanita yang shalat bersama kaum laki-laki untuk mengangkat kepalanya sebelum kaum laki-laki. Untuk mencegah agar mereka tidak melihat aurat lelaki dari belakang kain sarung mereka.
Kedua, beliau melarang wanita yang keluar menuju masjid untuk memakai minyak wangi atau asap bakaran kayu cendana. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kaum lelaki tertarik kepada mereka. Selain bau mereka yang wangi, bentuk badan dan lekuk tubuh mereka yang tidak tertutupi juga dapat mengundang syahwat kaum lelaki.
Ketiga, Rasul melarang kaum lelaki duduk-duduk dipinggir jalan, karena itu dapat menyebabkan terjadinya pandangan haram. Ketika para sahabat mengungkapkan bagaimana bila terpaksa, Rasul SAW bersabda,
“Berikanlah hak jalan.”
Mereka bertanya, “Apa haknya?”
Beliau menjawab, “Menjaga pandangan, tidak mengganggu orang yang lewat dan menjawab salam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat, Nabi melarang kaum wanita untuk menghentakkan kakinya ketika berjalan, agar tidak mengundang pandangan kaum lelaki, dan melihat perhiasan mereka yang tersembunyi.
Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”
(QS. An-Nur : 31)
Itulah beberapa diantaranya larangan Nabi Muhammad SAW terhadap ummatnya berkaitan dengan bahayanya mengumbar pandangan mata dan sesuatu yang menyebabkan terumbarnya pandangan mata tersebut.
Tidak lain bertujuan agar kita ummat islam tidak menuai dosa dan masalah dikarenakan sesuatu hal yang sepele namun berakibat dapat merusak akhlak dan akidah kita.
Semoga bermanfaat saudaraku, semoga kita semua dapat menjaga pandangan mata yang ianya adalah sumber dari segala malapetaka hati dan kehidupan ini. Amin…
“30. Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat".
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya….”
(QS. An-Nur : 30-31)
Salah satu cara untuk dapat menahan diri untuk tidak mengumbar pandangan adalah bertakwa kepada Allah. Yaitu menyadari bahwa Allah SWT senantiasa mengawasinya, melihatnya kapan dan dimana saja sehingga ia merasa takut kepada dahsyatnya siksa Allah di setiap nafas dan setiap nafas.
“Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah, bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Baqarah : 194)
Muhammad bin Ali At-Tirmidzi mengatakan, “Sadarlah bahwa kamu senantiasa dalam pengawasan Dzat yang tidak mungkin dirimu menghindari dari pandangan-Nya.”
Ibnul Qayyim r.a mengatakan, “Allah memerintahkan Nabi-Nya agar menyuruh kaum mukminin menjaga pandangan dan memelihara kemaluan mereka, dan memberitahukan bahwa Allah selalu melihat dan memperhatikan perbuatan mereka.
“Allah mengetahui pandangan mata yang berkhianat.”
(QS. Al-Mukmin : 19)
Karena yang menjadi pangkal utama adalah pandangan mata, maka Allah mendahulukan perintah menjaga pandangan mata daripada memelihara kemaluan. Semua petaka itu bermula dari mata, sebagaimana api yang besar juga berasal dari percikan api yang kecil. Dimulaid ari mata, lalu menjadi angan-angan, lalu langkah perbuatan, akhirnya terjadilah dosa dan kesalahan.
Oleh sebab itu, ada ulama yang menyatakan, “Siapa saja yang menjaga empat hal ini, berarti telah memelihara agamanya : pandangan mata, bersitan hati, ucapan dan langkah kaki.”
Seorang penyair pernah mengungkapkan, “Kesabaran menahan pandangan lebih mudah daripada kesabaran menahan akibatnya.”
Penyair lain menyebutkan, “Segala bencana berasal dari pandangan mata, api yang besar berasal dari percikan api semata. Berapa banyak pandangan mata menghujam hati pemiliknya, bagaikan anak panah tanpa busur dan tanpa tali pelecutnya.”
Selama seorang hamba masih memiliki mata yang dia hujamkan sesukanya terhadap wanita cantik jelita, bahaya selalu akan mengintainya. Yang nikmat dalam pandangan mata terkadang berbahaya bagi hati pemliknya, tidak ada gunanya kesenangan yang berakhir dengan penderitaan semata.
Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Tidaklah aku tinggalkan fitnah yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada (fitnah) wanita. Hati-hatilah terhadap godaan dunia dan godaan wanita, sesungguhnya bencana pertama yang menimpa Bani Israil adalah dari wanita.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Jarir bin Abdullah r.a, bahwa dia berkata, “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan haram yang tidak disengaja. Maka beliau menyuruhku untuk memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat Abu Dawud disebutkan bahwa Rasulullah bersabda, “Palingkanlah pandanganmu.”
Ahmad bin Hambal r.a berkata, “Berapa banyak pandangan mata yang menorehkan berbagai bencana ke dalam hati pemiliknya.”
Oleh karena itu, setiap celah yang berpotensi menuju fitnah ini harus ditutup, agar jiwa tetap bersih dan tidak menimbulkan bahaya dan kerusakan, membersihkan hati dan menjernihkan jiwa.
Sebagai contoh Rasulullah telah melarang beberapa hal berkaitan dengan bahanyanya mengumbar pandangan mata,
Pertama, beliau melarang kaum wanita yang shalat bersama kaum laki-laki untuk mengangkat kepalanya sebelum kaum laki-laki. Untuk mencegah agar mereka tidak melihat aurat lelaki dari belakang kain sarung mereka.
Kedua, beliau melarang wanita yang keluar menuju masjid untuk memakai minyak wangi atau asap bakaran kayu cendana. Hal ini dikarenakan dapat menyebabkan kaum lelaki tertarik kepada mereka. Selain bau mereka yang wangi, bentuk badan dan lekuk tubuh mereka yang tidak tertutupi juga dapat mengundang syahwat kaum lelaki.
Ketiga, Rasul melarang kaum lelaki duduk-duduk dipinggir jalan, karena itu dapat menyebabkan terjadinya pandangan haram. Ketika para sahabat mengungkapkan bagaimana bila terpaksa, Rasul SAW bersabda,
“Berikanlah hak jalan.”
Mereka bertanya, “Apa haknya?”
Beliau menjawab, “Menjaga pandangan, tidak mengganggu orang yang lewat dan menjawab salam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Keempat, Nabi melarang kaum wanita untuk menghentakkan kakinya ketika berjalan, agar tidak mengundang pandangan kaum lelaki, dan melihat perhiasan mereka yang tersembunyi.
Allah berfirman yang artinya, “Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.”
(QS. An-Nur : 31)
Itulah beberapa diantaranya larangan Nabi Muhammad SAW terhadap ummatnya berkaitan dengan bahayanya mengumbar pandangan mata dan sesuatu yang menyebabkan terumbarnya pandangan mata tersebut.
Tidak lain bertujuan agar kita ummat islam tidak menuai dosa dan masalah dikarenakan sesuatu hal yang sepele namun berakibat dapat merusak akhlak dan akidah kita.
Semoga bermanfaat saudaraku, semoga kita semua dapat menjaga pandangan mata yang ianya adalah sumber dari segala malapetaka hati dan kehidupan ini. Amin…
4 komentar :
Ukhti, jarang sekali saat ini kita jumpai pria / wanita yang mampu menjaga pandangan matanya. Satu sisi kita hendak menahan mata, sementara banyak wanita yang justru rela mengumbar auratnya. Dan ini banyak kita jumpai di sana-sini.
Di sinilah perlu dan wajibnya kesadaran kolektif yang dilandasi oleh perasaan dan aturan Islami oleh masing-masing pihak terkait, seperti : individu, masyarakat dan negara. Sehingga manusia kian mulia dengan syari'at Nya.
syukron comentnya. iya..memang suatu kebaikan itu biasanya akan sulit dilakukan, begitupula sangat banyak cobaan dan godaannya. memang masih susah menanamkan kesadaran yg mulia dihati masing2 dijaman sekarang ini. tapi paling tidak kita mulai dari diri sendiri...
semoga Allah kuatkan iman dan hati kita..amin. jazakumullah khair...
Assalamualaikum...
Aduh dah lama bener gak OL. Jadi gak sempet update Blog aq.
Allo Nashiyah. Lama gak berjumpa. Gimana? Sehat?
Blognya bagus? Eh kamu masih sekolah khan? Sekolah yang rajin ya. hehhe
Wassalam
wa'alaykumussalam pk Arie, iya tuh lma gk OL. lama nian gk jumpa, alhamdulillah kabar baik.
^_^ mkasih nasehatnya... sering2 kunjung aja.
Posting Komentar